Senin, 13 Desember 2010

Kebebasan versus penanganan dan pencegahan bahaya

penyalahgunaan narkoba

Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Berbasiskan Masyarakat
[05 Januari 2004, 10:33 WIB] Oleh : Lina Padmo
• Strategi untuk memberi kekuatan pada masyarakat melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengdentifikasi, memprioritaskan, dan mengambil tindakan terhadap kebutuhan masyarakat secara terpadu.
Mengapa perlu partisipasi masyarakat ?
• Masalah narkoba adalah masalah yang sangat kompleks disebabkan oleh berbagai faktor dalam lingkungan, dan umumnya disebabkan oleh : Individu, Lingkungan dan Narkoba.
• Ini menunjukkan bahwa strategi pencegahan yang efektif adalah secara komprehensif dan terpadu.
• Kunci pada program pencegahan yang efektif adalah partisipasi dan kerjasama masyarakat khususnya orang tua, tokoh masyarakat, LSM, sekolah dan anak-anak remaja sendiri.
• Masalah Narkoba adalah masalah masyarakat yang memerlukan kepedulian masyarakat sendiri. Karenanya, wajar bilamana masyarakat berkewajiban dan bertanggung jawab pula untuk menanggulangi masaralah tersebut.
• Masyarakat setempat lebih mengetahui masalah lingkungan mereka sendiri daripada siapapun.
Keadaan Masalah Narkoba Di Indonesia
• Jumlah pasien di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) naik 4x lipat dalam 4 tahun terakhir dan 1.5x lipat dalam 2 tahun terakhir, di mana sebagian besar korban berusia 15-25 tahun.
• Jumlah mahasiswa yang menyalahgunakan obat meningkat dari 366 pada tahun 1996 menjadi 1677 pada tahun 1999.
• Fakta yang paling memprihatinkan adalah bahwa usia awal perkenalan dengan narkoba semakin muda, yaitu : menghisap rokok (6 tahun), zat halusinogen (10 tahun), obat psikotropika (10 tahun) dan opium (13 tahun).
Keadaan Masalah Penyelundupan Narkoba
• Keempukan pasar Narkoba di Indonesia bisa dilihat dari jumlah narkoba yang disita dalam 3 tahun terakhir ini.
• Indonesia sudah menjadi daerah pemasaran gelap narkoba dan sebagai produsen.
• Jumlah Ecstasy dan Shabu yang berhasil disita tahun 1996 – 2000 di Indonesia terus meningkat.
• Tersedianya narkoba dimana-mana.
• Gampang mendapatkannya.
• Harganya relatif terjangkau dalam paket murah meriah.
• Kawasan permukiman menengah ke bawah pun kini menjadi incaran para pedagang narkoba.
Langkah-langkah pelaksanaan program pencegahan berbasiskan masyarakat
• Tahap Persiapan.
• Pemilihan satu masyarakat.
• Identifikasi tokoh-tokoh masyarakat yang peduli pada masalah nrkoba.
• Survei tentang masalah narkoba.
• Pembentukan tim/kelompok anti narkoba (penugasan tanggung jawab).
• Lokakarya/pelatihan untuk kelompok/tim anti narkoba.
• Penyusunan rencana kerja pencegahan penyalahgunaan narkoba.
• Evaluasi Program Pencegahan
• Pemilihan satu Masyarakat
Pilih satu Kecamatan, Kelurahan, RT/RWv
Tersedianya anggota masyarakat yang peduli/siap mendukung kegiatan pencegahanv
Ada potensi kerjasama dari pemerintah dan LSM.v
Mempunyai sumber dayav
• Survei – Mempelajari dan menganalisa masalah narkoba
Tingkat kesadaran/pengetahuan masyarakat tentang masalah narkobav
Keadaan dan jangkauan masalah narkoba.v
Jenis-jenis narkoba yang sering disalahgunakan, penyebab penyalahgunaan.v
Program/tindakan pencegahan yang sudah terlaksana.v
Pelayanan pencegahan dan penanggulangan narkoba yang ada.v
Kelompok masyarakat yang terlibat dalam program pencegahan.v
Sumber daya yang tersedia.v
• Pembentukan Tim/Kelompok Anti Narkoba Anggota Tim Anti Narkoba terdiri dari :
Tokoh-tokoh masyarakat/agama.v
Orang tua.v
Kelompok remaja.v
Para guru/siswav
LSMv
Tugas Badan Koordinasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
• Menyusun rencana kerja tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba.
• Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan pencegahan.
• Mengadakan evaluasi program pencegahan.
• Menyusun kebijakan tentang penanggulangan masalah narkoba ditempat.
• Membuat laporan tentag program pencegahan yang terlaksana.
• Lokakarya – Pelatihan Badan Koordinasi/Tim Anti Narkoba.
• Penyusunan rencana kerja pencegahan penyalahgunaan Narkoba.
• Kunci pada program pencegahan yang efektif adalah partisipasi dan kerjasama masyarakat khususnya orang tua, tokoh masyarakat, LSM, sekolah dan anak-anak remaja sendiri.
• Oleh karena itu, rencana kerja untuk pencegahan penyalahgunaan narkoba perlu berfokus kepada anak remaja, orang tua, guru, dan tokoh masyarakat sebagai mitra dan sasaran dalam pencegahan.
Kegiatan apa yang dapat diberikan bagi :
Anak Remaja
• Pelatihan life skills seperti bagaimana menolak penawaran Narkoba oleh teman sebaya, berkomunikasi yang baik, membuat keputusan yang benar dan sebagainya.
• Kegiatan alternatif untuk mengisi waktu luang, seperti kegiatan olah raga, kesenian dan lain lain.
• Menjadi peer educator atau role model untuk tidak menggunakan narkoba.
• Membangun kelompok sebaya disekolah/masyarakat dengan budaya, perilaku yang sehat dan berdisiplin serta bertanggung jawab.
Orang tua
• Pelatihan parenting skills.
• Penyuluhan tentang narkoba.
• Deteksi dini penyalahgunaan narkoba.
• Menjadi role model yang baik
• Memantau perilaku anak sehari-hari
• Menjalin kerjasama yang baik dengan sekolah
Guru
• Pembinaan murid mulai umur SD tentang kesadaran dan pengertian tentang penggunaan obat secara tepat.
• Peningkatan kemampuan guru dalam mengajar ilmu pengetahuan secara menarik, lancar dan menyenangkan.
• Integrasi pendidikan pencegahan penyalahgunaan narkoba.
• Pendekatan pihak sekolah pada anak secara lebih intensif melalui bimbingan karir untuk siswa SMA secara professional.
• Penambahan kegiatan fisik dan mental yang menarik dan bermanfaat.
Tokoh Masyarakat
• Mengikutsertakan dalam pengawasan Narkoba dan pelaksanaan Undang-Undang.
• Mengadakan penyuluhan, kampanye pencegahan penyalahgunaan Narkoba.
• Rujuk korban Narkoba ditempat pengobatan.
• Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinir program pencegahan penyalahgunaan Narkoba.
• Tahap Pelaksanaan.
v Pelaksanaan rencana kerja.
Contoh program/kegiatan pencegahan penyalahgunaan Narkoba
v Penyuluhan, penerangan dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat seperti :
Ø Information Campaign (melalui kegiatan rutin masyarakat seperti arisan/rapat ibu-ibu di tingkat RT/RW.
Ø Information Campaign (melalui kegiatan rutin masyarakat seperti pengajian ibu-ibu Majelis Taklim, tingkat Kelurahan.
Ø Information Campaign melalui rapat bulanan pengurus RT/RW.
Ø Information Campaign melalui exhibits (pameran) di sekolah.
Ø TV, leaflet, sticker, poster, dsb.
Ø Information campaign organisasi perempuan di tingkat Kecamatan.
Ø Penyuluhan pada organisasi perempuan di tingkat Kecamatan.
Pendidikan orang tua tentang strategi-strategi pencegahan, sepertiv cara mengasuh anak yang baik, cara mengajar anak bagaimana menolak penawaran Narkoba, cara meningkatkan harga diri anak, cara mendeteksi penyalahgunaan Narkoba, cara hidup sehat, dsb.
Contoh : Program Orang tua Berbasiskan Masyarakat
PARENTING SKILLS
Strategi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Oleh :
Prof. Paulina G. Padmoehoedojo, MA, MPH
Ketua, Research Consultants Indonesia (Recon-Indo)
Staf Ahli, Badan Narkotika Nasional (BNN), Indonesia
Program pendidikan dan pelatihan bagi orang tua berbasiskan masyarakat adalah program utama oleh Research Consultants Indonesia (Yayasan Recon-Indo) sebagai strategi pencegahan penyalahgunaan Narkoba. Dengan permasalahan yang sedemikian kompleks ini memerlukan partisipasi rakyat khususnya keluarga dan para orang tua yang merupakan benteng dalam pencegahan masalah Narkoba. Program Parenting Skills ini membuktikan bahwa kelompok orang tua, apabila diberikan pengetahuan dan keterampilan tentang cara mengasuh anak yang baik serta pencegahan, merupakan mitra masyarakat yang paling efektif dalam pencegahan. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan kekebalan anak-anak (drug proof children and youth) terhadap Narkoba melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan para orang tua tentang pencegahan dan mengasuh dan mendidik anak dengan baik. Yayasan Recon-Indo mengakui bahwa keberhasilan para orang tua dalam mendidik anak dengan baik merupakan sesuatu yang sangat bermanfaat pada seluruh masyarakat.
Program Parenting skills berbasiskan masyarakat ini adalah program pencegahan yang dilakukan para orang tua untuk para orang tua di masyarakat. Sebagaimana ditunjukkan dari pengalaman pencegahan penyalahgunaan narkoba, faktor utama program pencegahan yang efektif adalah kerjasama para orang tua yang sadar dan mengetahui tentang masalah narkoba. Selain itu, pengalaman menunjukkan bahwa apabila orang tua diberikan dorongan dan bantuan moril, mereka dapat menjadi “radical change agent” dan mitra masyarakat yang aktif dalam usaha pencegahan. Sebab para orang tua adalah orang-orang yang paling peduli kepada anak-anak.
Program Parenting Skills berbasiskan masyarakat oleh Yayasan Recon-Indo ini tidak hanya memberikan informasi yang akurat tentang masalah narkoba tetapi juga memberi kesempatan pada orangtua untuk memeriksa hubungan mereka dengan anak-anak mereka dan mempelajari cara-cara untuk memperbaikinya. Program ini juga membantu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan para orangtua tentang keadaan dan situasi masalah narkoba di masyarakat termasuk akibat dan bahaya penyalahgunaan narkoba, membahas beberapa alasan mengapa anak-anak menyalahgunakan narkoba seperti alasan tekanan teman sebaya dan sikap para orangtua, serta mengajarkan para orangtua tentang peranan mereka di bidang pencegahan termasuk mengasuh anak dengan baik.
Pendidik Orang tua (Parent Peer Educator). Dalam program ini, sembilan puluh (90) pendidik orang tua atau parentpeer educators telah dilatih dan diharapkan melatih dan mendidik orangtua lain di lingkungan masing-masing melalui rapat dan pertemuan rutin para kelompok dan organisasi para orang tua. Materi-materi pendidikan yang diberikan termasuk keadaan dari situasi masalah narkoba di tingkat nasional peranan para orang tua di bidang pencegahan dan keterampilan mengasuh dan mendidik anak dengan baik (Parenting Skills).
Program Parenting Skills oleh Yayasan Recon-Indo dilaksanakan untuk membantu para orang tua meningkatkan keterampilan mereka untuk membentuk hubungan kekeluargaan yang kuat. Kita menyadari bahwa jika orang tua diharapkan mempunyai anak yang lebih baik, orang tua harus menjadi pendidik yang lebih baik. Para orangtua mempunyai kewajiban memberikan pendidikan dasar untuk kesejahteraan anak dan memberi bimbingan untuk perkembangan kepribadian anak. Karena kepribadian individu dibentuk dalam beberapa tahun pertama kehidupan, maka tuhun-tahun awal tersebut sangat penting untuk kesejahteraan anak. Dalam program ini, cara-cara untuk membentuk hubungan keluarga yang kuat diajarkan antara lain :
1. Peningkatan komunikasi dalam keluarga dimana anak-anak diberikan kebebasan untuk mengemukakan pendapat, perasaan dan keinginan. Anak merasa penting dan dihargai apabila orang tua siap menjadi pendengar aktif.
2. Membantu anak meningkatkan harga diri dengan cara berfokus pada kemampuan anak bukan pada kekurangan dan kelemahan; menahan diri untuk tidak mengkritik; pemberian pujian dan mencari keberhasilan dalam pekerjaan walaupun kecil; pemberiaan tugas dan tanggung jawab yang membangun kepercayaan; dan menghindari perbandingan usaha anak dengan usaha anak lain. Perlu disampaikan kepada anak anda bahwa bagaimanapun ia akan tetap diterima kehadirannya dalam keluarga tanpa syarat apapun.
3. Membantu anak-anak berani menyatakan “tidak” pada narkoba. Penelitian membuktikan, mereka yang mempunyai resiko tertinggi untuk mulai menggunakan narkoba adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun. Itu sebabnya ketrampilan melakukan perlawanan (resistance skills) sudah diajarkan sebelum anak berusia sembila tahun atau selambat-lambatnya pada usuai 12 tahun.
Dalam program ini, para orangtua diajarkan pula tentang peranan mereka di bidang pencegahan seperti berikut ini :
a. Orangtua sebagai contoh yang baik. Orang tua menyadari bahwa kebiasaan dalam keluarga besar pengaruhnya pada anak-anak. Orang tua yang biasa menyalahgunakan minuman keras dan rokok dapat mempengaruhi anak untuk ikut menyalahgunakan zat-zat tersebut. Jika ayah atau ibu pemabuk atau selalu memakai obat setiap kali merasa sakit, kemungkinan besar anak-anak akan pula menjadi pengguna alcohol dan obat-obatan. Beberapa cara bagaimana orang tua rnenunjukkan contoh-contoh yang baik dan sehat :
1) Berhati-hati tentang kebiasaan penggunaan obat setiap badan sakit atau setiap ada masalah.
2) Memelihara dan memperhatikan kesehatan melalui makanan yang bergizi dan olah raga yang teratur.
3) Menjelaskan kapan sebaiknya obat itu digunakan dan tidak digunakan.
b. Orang tua sebagai pendidik. Dalam program parenting skills oleh Yayasan Recon-Indo, para orang tua diberikan fakta-fakta tentang masalah narkoba, khususnya tentang akibat dan bahaya narkoba terhadap pertumbuhan dan kesehatan. Mereka mempelajari materi materi pendidikan pencegahan yang boleh diberikan mulai dari anak-anak sampai siswa. Misalnya, anak-anak TK sampai SD 3, hanya diberikan informasi tentang cara-cara hidup sehat dan penggunaaan obat secara aman (safe use of medicine), dilanjutkan dengan efek zaf; zat yang legal seperti rokok dan rninuman keras pada tingkat SD 4-6. Informasi tentang bahaya jenis-jenis narkoba dimulai pada tingkat SMP.
c. Orang tua sebagai Rule Setters. Orang tua diharapkan menyediakan .peraturan yang jelas tentang “Dilarang Narkoba”. Langkah selanjutnya adalah penyarnpaian harapan kita kepada anak-anak untuk mengikuti peraturan tersebut secara tegas tetapi dengan penuh rasa kepedulian. Peraturan tersebut sangat membantu membuat anak-anak merasa aman.
d. Orang tua sebagai pengawas. Untuk menghindari anak dari bahaya narkoba, orang tua juga harus meningkatkan perannya sebagai pengawas. Orang tua perlu tahu siapa saja teman anaknya, ke mana mereka pergi dan apa kegiatan mereka. Tetaplah bangun sampai saat anak pulang pada waktu malam.
e. Orangtua sebagai detektor penyalahgunaan narkoba. Para orangtua perlu mengetahui gejala-gejala penyalahgunaan narkoba agar mereka segera dapatmembantu. Ada tiga gejala yang menunjukkan bahwa anak itu menyalahgunakan narkoba yaitu : Pertama, hadirnya peralatan narkoba, seperti pipa rokok yang biasa dipakai untuk menghirup kokain/heroin; kelias linting untuk ganja atau botol kecil dan pemantik (korek) gas. Kedua, kehadiran narkoba itu sendiri. Ketiga, adanya bau alkohol atau narkoba lainnya. Tanda-tanda lain adalah perubahan perilaku dan keadaan tubuh anak seperti, munculnya kebosanan pada hal-hal yang pada awalnya sering dilakukan dengan senang hati. Juga menurunnya prestasi, menjadi mudah tersinggung, malas, mengantuk, berat badan menurun dan suka memakai baju lengan panjang untuk menyembunyikan suntikan pada lengan.
4. Selain ini, Pembentukan jaringan orangtua berdasarkan lingkungan atau sekolah dimana para orangtua berpartisipasi dan mendukung program pencegahan penyalahgunaan narkoba, juga dilaksanakan.
Para orang tua menyusun perjanjian bersama berfokus pada kegiatan-kegiatan anak-anak seperti pesta malam minggu, piknik bersama, waktu pulang rumah, dsb.
Pengalaman Yayasan Recon-Indo tentang Parenting Skills menunjukkan bahwa apabila para orangtua menyadari, mengetahui dan trampil mengasuh dan mendidik anak dengan baik, mereka mempunyai harapan besar untuk menjamin anak-anak bebas narkoba.
a. Mendukung kebijaksanaan sekolah tentang penyalahgunaan narkoba.
b. Membantu keluarga yang bermasalah narkoba.
c. Pembentukan Tim penanggulangan masalah narkoba di sekolah.
d. Pembahasan kebijaksanaan penggunaan dan pengedaran narkoba disekolah.
e. Pelatihan para guru tentang masalah dan strategi pencegahan narkoba.
f. Pembentukan program-program pencegahan di sekolah seperti “peer counseling”, “peer education” dan “peer leadership”.
g. Melaksanakan kegiatan-kegiatan alternatif seperti : olahraga, kesenian, dsb.
h. Penyusunan sistem rujukan.
i. Pendekatan keamanan – kerjasama antara Polisi (Polsek) dan masyarakat melalui hotline yang dapat memberi rasa aman dan tenteram bagi warga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar